BeritaFoto

BPBD Gelar Forum Grup Diskusi, Sosialisasikan Penanggulangan Bencana bagi FPRB se-Kota Batu

BPBD Gelar Forum Grup Diskusi, Sosialisasikan Penanggulangan Bencana bagi FPRB se-Kota Batu

Prokopim, BATU – Bencana banjir bandang yang melanda Desa Bulukerto yang terjadi pada bulan November 2021 yang lalu, menggugah kembali kesadaran untuk tetap menjaga lingkungan dan melakukan kewaspadaan terhadap terjadinya bencana.

BPBD Pemerintah Kota Batu menggelar Forum Grup Diskusi yang diikuti Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) yang terdiri dari berbagai macam organisasi, dan pemerintah desa/kelurahan se-Kota Batu, di Graha Pancasila, Balaikota Among Tani, Kamis (3/11).

Dalam kegiatan ini juga diputarkan kembali video cuplikan pasca bencana banjir bandang yang melanda Desa Bulukerto dengan melakukan evaluasi dan menentukan langkah antisipasi terjadinya bencana yang menimbulkan korban jiwa tersebut terulang.

Menjadi narasumber dalam kegiatan ini Wali Kota Batu Hj Dewanti Rumpoko, Sekretaris Utama BNPB, Dr Lilik Kurniawan, Ketua Dewan Penasehat IABI, Mayjen TNI (Purn) Prof. Dr. Syamsul Maarif, Subkoordinator Pemetaan dan Pemodelan Gerakan Tanah, Yohandi Kristiawan dan Aktivis Sabers Pungli.

Dalam paparannya, Wali Kota Batu menjelaskan peristiwa banjir bandang di Desa Bulukerto sebagai pengingat untuk lebih waspada terhadap potensi kerawanan bencana.

“Hingga saat ini, Kota Batu mengalami banyak perubahan fisik, sosial, budaya dan lingkungan. Saat ini penting untuk menata Kota Batu sesuai existing yang bisa mengantisipasi bencana” kata Wali Kota.

Pemerintah Kota Batu menurut wali kota terus berkomitmen untuk membangun tata ruang kota berbasis pertanian dan pariwisata yang berkelanjutan serta melestarikan hutan lindung.

“Melalui Program Shinning Brantas, restorasi pohon, Desa Berseri, Sabers Pungli, Desa dan Kelurahan tangguh bencana, Pemerintah Kota Batu berkomitmen untuk memperkuat mitigasi bencana” katanya.

Sementara itu, Sestama BNPB, menjelaskan tentang pentingnya kolaborasi serta komitmen bersama untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Disisi lain, Prof Syamsul Maarif dengan gaya santai lebih menguatkan struktur kepemimpinan dalam penanganan bencana agar lebih aman dalam segi administrasi. (dok.edy/prokopim)

Leave a Reply

Your email address will not be published.