BeritaFoto

Situs Pendem, Peninggalan Kerajaan Singasari

Batu, Humas – Wakil Walikota Batu H. Punjul Santoso bersama Forkompimda dan Sekretaris Daerah Zadim Effisiensi, meninjau langsung penemuan situs baru di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Jumat (20/12).

Dalam wawancara dengan awak media, wakil walikota mengatakan bahwa penemuan situs ini mendapat perhatian dari pemerintah daerah, terutama dari Dinas Pariwisata.

“Kita sebagai pemerintah daerah harus melestarikan penemuan tersebut, diketahui ini peninggalan kerajaan singosari, penemuan ini diketahui oleh masyarakat yang kemudian dilaporkan ke Dinas Pariwisata bersama kepala desa dan camat, kalau perlu pembebasan tanah kita akan anggarkan,” ungkap wawali.

Sebelumnya Tim arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan akhirnya menyelesaikan kegiatan ekskavasi di Situs Pendem, Kota Batu, Jawa Timur (Jatim). Kegiatan sejak 12 sampai 14 Desember 2019 ini telah membuahkan beberapa kesimpulan sementara. Kegiatan ekskavasi struktur bata pada dasarnya telah dilakukan di area 300 meter persegi sebelah utara Punden Pendem. Tim berhasil membuka enam buah kotak gali di titik yang berbeda. Setiap kotak gali berukuran 4 x 4 meter dengan kedalaman mencapai 60 centimeter hingga 1,5 meter.

Selain struktur bata, tim BPCB juga menemukan dua buah koin dari masa Belanda yang terbuat dari tembaga. Temuan ini diperoleh pada tatanan struktur bata di kedalaman 64 cm dari permukaan tanah. Adapun kedua koin tersebut masing-masing bertuliskan “Nderland Indie 1825” dan “Java 1810”.

Berdasarkan temuan tersebut, BPCB menyimpulkan kegiatan ekskavasi berhasil menemukan satu sudut dari sebuah bangunan. Bagian ini diduga merupakan sudut pintu masuk sisi barat dari bangunan bertipe batur atau mandapa. Menurut Wicak, batur di sini diprediksi secara keseluruhan berbentuk persegi empat.

Selain itu, Wicak juga menyatakan, temuan koin Belanda di dalam permukaan tanah telah menguatkan dugaan tim terkait satu hal. Antara lain, kemungkinan bangunan batur atau mandapa pada 1800-an masih nampak di permukaan tanah. Kemudian bangunan terpendam atau dipendam karena satu faktor. “Dan mungkin ini juga yang menjadi asal usul nama Desa Pendem,” kata salah satu tim arkeolog BPCB Trowulan.

fotografer : daniel hermanto

Leave a Reply

Your email address will not be published.