Larang Tahan Stok Barang, Agar Harga Stabil PJ Wali Kota Batu Cek Harga Pasar
Larang Tahan Stok Barang, Agar Harga Stabil PJ Wali Kota Batu Cek Harga Pasar
Prokopim, BATU – Pedagang dan distributor kebutuhan pokok dilarang menahan barang, terutama tujuannya agar harga naik. Hal ini disampaikan oleh Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, saat melakukan sidak di Relokasi Pasar Besar, di Stadion Brantas Kota Batu (27/1).
“Saya berharap tidak ada pedagang yang menahan barang, sehingga harga melonjak naik. Pedagang dan distributor tidak boleh menahan stok barang tetapi harus segera dijual dan tidak menunggu kenaikan harga pasar,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pengendalian inflasi merupakan instruksi pusat dalam menghadapi kondisi ekonomi makro yang belum stabil. Selain sebagai instruksi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, M Tito Karnavian, maka kewajiban kepala daerah adalah menjaga stabilitas ekonimi daerah dengan melindungi masyarakat agar mendapatkan pangan dan kebutuhan pokok terjangkau.
Oleh karena itu, Aries menambahkan bahwa tidak boleh ada oknum yang memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan merugikan masyarakat.
Jika ada yang melakukan dan terbukti, maka akan segera ditindak. Aries menambahkan jika memang terbukti ada yang menahan stok barang, maka ia bersama jajaran kepolisian dan kejaksaan tidak akan segan melakukan tindakan, karena perbuatan tersebut melanggar hukum.
Dalam sidak pasar ini, Aries menjelaskan betapa pentingnya untuk mengecek secara langsung terkait ketersediaan, daya beli dan juga stok, termasuk harga-harga kebutuhan pokok masyarakat.
“Sidak pasar ini bertujuan agar kita bersama mengetahui ketersediaan barang, daya beli masyarakat, stok barang dan juga harga-harga kebutuhan masyarakat. Jadi penting untuk terus dipantau,” tegasnya.
Berdasarkan hasil rapat koordinasi pengendalian inflasi dengan Menteri Dalam Negeri 24 Januari 2023 lalu, Malang merupakan salah satu daerah dari 90 daerah di Indonesia dengan inflasi tinggi, yaitu 6,45 persen.
